Kumpulan 10 Puisi Tentang/Bertemakan Ibu

Kumpulan 10 Puisi Tentang/Bertemakan Ibu

Kumpulan 10 Puisi Tentang/Bertemakan Ibu - Ibu adalah sosok yang takan pernah tergantikan, cinta dan kasih sayang yang ia berikan bagaikan sinar mentari, tak terhitung dan tiada henti untuk orang-orang yang ia kasihi. 

Karena itulah sosok Ibu sering sekali kita temui menjadi tema sebuah syair entah itu puisi, lagu, cerpen, dan sebagainya.

Nah seperti pada postingan Pojok Syair kali ini yang menghadirkan kumpulan puisi bertemakan / tentang ibu. Simak yuk, inilah kumpulan puisi tentang Ibu :

-------------------------------------------------------------

Bu, bolehkah ?

Bu..
Aku ingin menjadi anak kecilmu lagi
Masa dimana tidak ada hal pahit yang ku kenal
Yang ku tahu hanya senyum indah darimu kekal

Bu..
Aku ingin mengulang waktu kecilku
Masa dimana hal ternyaman adalah tidur dipelukanmu
Yang aku tahu hanyalah mimpi indah disetiap tidurku

Bu..
Kenapa dunia ini begitu berat dijalani?
Aku ingin menceritakan semua hal tersulit yang saat ini membelenggu
Tapi bu, batinku berontak karena tidak ingin menambah bebanmu

Bu..
Bolehkah aku iri dengan anak bungsumu?
Aku ingin seperti dia yang bisa menangis di pundakmu
Dengan lembut kau usap air mata itu
Aki iri bu..
Bu..
Dulu aku tidak tahu kalau dunia ini besar
Yang ku tahu hanyalah suapanmu dengan sabar

Bu..
Dulu aku tidak tahu kalau dunia ini angkuh materi
Yang kutahu hanyalah suara indahmu mengajari ku ngaji

Bu..
Tapi aku sekarang sadar dengan usiaku
Aku memang rindu tapi tidak benci kok bu
Lagi pula kan doamu sekarang yang selalu menguatkan ku
Bukanlah setiap keberuntunganku adalah diijabahnya permintanmu

Bu..
Terimakasih kau terus memeluk ku
Jaga selalu kesehatanmu
Beri aku sedikit waktu
Aku berjanji akan menjadi sumber bahagiamu
Aku juga berjanji akan menjadi kendaraan menuju surga

Bu..
Bolehkah aku menjadi anak kecil mu lagi?

Penulis : Rori septian

----------------------------------------------------


Sosok Berhati Malaikat

Ibu.. Ayah..
Terimakasih atas semua pengorbananmu
Darimu, aku belajar banyak hal
Sosok yang begitu tegar dan sabar
Dalam menghadapi lika-liku kehidupan

Hatimu bagaikan malaikat
Kasih sayangmu tak terbatas waktu
Dalam setiap doa mu
Kau tak pernah sedikitpun melupakan kami
Bahkan disaat semua tertidur lelap
Kau bermunajat pada sang ilahi
Agar putra-putrimu menjadi insan islami

Jasamu begitu besar kepada kami
Pengorbananmu begitu besar kepada kami
Hingaga kau rela banting tulang
Kau peras seluruh keringatmu
Bahkan sengatan matahari, hantaman air hujan
Menjadi sahabatmu

Namun hal itu tak sedikitpun mematahkan semangatmu
Kau tak pernah menghiraukan itu semua
Kau tidak meminta imbalan sedikitpun dari kami
Hingga kau rela mempertaruhkan jiwa dan ragamu
Sungguh mulianya hatimu
Ibu.. Ayah..
Semoga Allah selalu melindungi setiap langkahmu

Penulis : Binti Mahbubah

-----------------------------------------------------

Ibu

Ibu engkau pelita dihidupku
Engkau tak pernah lelah menunggu kehadiranku
Dengan segala beban dan keringat yang membasahi wajahmu
Tiada engkau merasakan pilu

Langkah kecilmu yang selalu engkau tempuh
Walaupun begitu berat terasa di tubuhmu
Engkau terus memperjuangkanku di dalam kandunganmu
Tanpa merasa lelah yang engkau tunjukan diwajamu

Terimakasihku pada mu ibu
Engkau telah menunjukan surga untukku
Surga yang hanya ada di telapak kakimu
Dan doa yang engkau haturkan selalu untukku

Penulis : M’sa

-----------------------------------------------------

Untukmu

Entah bagaima aku harus membalas
Semua yang kuberi takkan mungkin bisa mengganti kasihmu
Ketulusanmu bak awan putih disiang yang cerah
Namun bedanya kasih tulus mu tak hanya terlihat
Tapi terasa bahkan membekas

Satu hal yang paling aku risaukan
Saat ku tak dapat membalas ketulusan kasihmu padaku
Seberapa keras aku mencoba berusaha
Kau terlalu jauh tuk ku balas dengan belaian dan depakan kasih

Terimakasih selalu memberi tanpa meminta padaku
Terimakasih selalu melindungi tanpa merisaukan diri
Terimakasih selalu menyayangi tanpa menghitung hari
Terimakasih selalu ada dalam setiap cerita indah dan kelam
Hidupku ibu..

Penulis : Unknow

------------------------------------------------------

Cuma Ibu Yang Tahu

Saat ibu baru saja memejamkan mata
Pecahlah tangisan sikecil dengan nyaringnya
Dalam keadaan mengantuk, anak pun harus
Di gendong sepenuh cinta

Bagaimana rasanya? Cuma ibu yang tahu
Rasanya.. Saat lapar melanda, terbayang makanan
Enak diatas meja
Ketika suapan pertama, anak pup di celana
Bagaimana rasanya?
Cuma ibu yang tahu rasanya

Saat badan sudah lelah tak ada tenaga
Ingin segera mandi
Menghilangkan penat yang ada
Mumpung anak-anak sendang anteng dikamarnya
Belum sempat sabunan, anak sudah menangis
Berantem rebutan boneka

Kacaulah acara mandi ibu, langsung handukan
Walau daki masih menempel dibadannya
Bagaimana rasany?
Cuma ibu yang tahu rasanya

Saat ibu ingin beribadah dengan khusyuknya
Anak-anak mulai mencari perhatian
Menarik-narik mukena
Mengacak-acak lemari baju
Mumpung ibu tak berdaya

Loncat sana loncat sini
Punggung ibu jadi pelana
Belum juga beres doa, anak-anak semakin berkuasa
Bagaimana rasanya?
Cuma ibu yang tahu rasanya

Aaahh..
Dibalik kerepotan itu semua
Namun ada jua syurga didalamnya

Cuma ibu yang tahu lezatnya makna senyuman anak
Yang diberikan
Pelukan anak..
Ucapan cinta anak yang tampak sederhana
Dihadapan orang, namun berubah menjadi intan
Permata di mata ibu

Itulah mengapa..?
Saat anak bahagia, ibu menangis..
Anak berprestasi, ibu menangis..
Anak tidur lelap, ibu menangis..
Anak menikah, ibu menangis..
Anak wisuda, ibu menangis..
Anak wisuda TK aja, ibu menangis..
Anak tampil di panggung, ibu menangis..

Aahh..
Inikah tangis bahagia yang tak akan
Dapat dimiliki siapapun jua
Jika engkau tak mengalaminya
Sendiri sebagai ibu
Mungkinkah ini bagian dari surga milikNya
Yang diberikan kepada seluruh ibu
Sebuah cinta yang begitu lezatnya dirasa..?

Penulis : Khofifah Indar Parawansa (Mensos RI)

------------------------------------------------------

 Ibu..

Kasihmu sepanjang masa
Layaknya isi bumi ini kau adalah mentari di siang hari
Kau adalah rembulan di malam hari

Terimakasih atas kasih cinta dan perjuanganmu terhadapku
Mengandungku
Melahirkanku
Menyusuiku
Mendidiku
Ingin mu memang sangat sederhana
Hanya ingin melihat anakmu ini menjadi yang terbaik dimatamu
Namun tingkahku
Egoku
Kesalahanku membuat inginmu seakan buyar
Kau selalu menyimpan tangismu
Dalam senyum dibibir manismu itu
Kau selalu menyembunyikan rasa sayangmu di amarahmu
Kau salalu memaafkan kesalahan apapun yang anakmu ini perbuat

Ibu..
Jika sewaktu kecil kau selalu bicara
Jika setelah hujan pasti ada pelangi
Dan setiap pelangi itu muncul pasti datang bidadari
Dan kini aku tau kaulah bidadari itu
Ibu temani aku sampai aku berhasil
Membuat bibir manismu tersenyum karena kesuksesanku
Ibu kau adalah malaikat tak bersayapku

Penulis : Ida laely

------------------------------------------------

Penuh peluh

Tak peduli seberapapun lelahku
Yang terfikirkan hanyalah kekosongan didapurku
Apa yang harus kuberi untuk mereke?
Sedang aku bersusah payah mencarinya
Keringat dan terik tak lagi asing menyengat
Terus menyusuri kerasnya kota
Kuberikan tenagaku untuk sesuap nasi

Menjaga mereka agar tetap tumbuh
Selayaknya mereka tumbuh
Aku mencintai mereka
Sebagai anugerah yang harus ku jaga

Jatuh tak berarti lumpuh
Aku harus berdiri melawannya

Tangan keriput
Kini semakin sering terlihat
Oleh banyaknya orang yang menatapku iba
Ahh sudah biasa..
Tentang bertahan
Aku kuat seperti senyumku
Yang selalu kubebaskan
Berseri dibawah teriknya mentari..

Penulis : Unknow

------------------------------------------------

Untuk Ibu

Kuputuskan tuk pergi semata mengejar mimpi
Kau ku tinggalkan
Matamu ku tahu tak ada kerelaan melepaskan

Jika aku menangis, ibu
Kau alasan ingatan sesungguhnya
Menampung rindu
Tawamu adalah kantung air mata

Aku tahu ada kecemasan dibening matamu
Yang kau sembunyikan
Dan kau selipkan diantara bait-bait doa

Tapi aku anakmu ibu, aku mencintaimu
Jemariku sungguh sejak lama ingin
Menyentuh wajahmu,bibirku sungguh
Ingin mencium telapak kakimu
Mengecup pipi dan keningmu

Tidurku, anak kecil yang ingin pulang ke
Rahimmu sekali lagi..

Penulis : Aldi Toy

--------------------------------------------

Mata air cinta

Ibu..
Memelukmu adalah kenyamananku
Melukis senyummu adalah keinginanku
Mencintaimu sudah tentu kewajibanku

Namun terkadang
Melawanmu menjadi kebiasaanku
Bahkan ku menyiakanmu dan
Melupakanmu sebagai seorang ibu
Tanpa kusadari begitu teririsnya hatimu

Harusnya aku menjadi pelindung
Bukan menjadi anak yang tak tahu untung
Harusnya aku menjadi anak yang penurut
Bukan menjadi anak yang banyak nuntut

Aku masih sangat ingat
Ketika itu tak ada biaya untuk berangkat
Dari kampung menuju perkotaan yang padat
Waktu itu hujan begitu lebat
Kakimu kau paksa menapak
Hanya bermodal payung rusak
Ibu menjelajah rumah ke rumah dengan hati terisak

Tak peduli petir menyambar
Ibu tetap berjalan dengan sabar
Meski tubuhmu sudah gemetar
Ibu masih mengetuk pintu warga sekitar

Terimakasih sang pencipta
Kau beri aku seorang wanita tangguh
Yang selalu mengusap air mata
Ketika ku dilanda derita
Yang punya hati sebening permata
Dan yang menjadi mata air cinta..

Penulis : Boby Julianto Siallagan

-------------------------------------------------

 Ibu

Ketika tubuhku dibaluti rasa cemas
Tangan mu lah yang siap memberiku kehangatan
Meski letih raga mu tak henti bercucuran

Aku tau ibu kau letih
Namun tak pernah kau tanggalkan sedih di wajahmu
Banyak makna tersirat
Yang tak bisa kuartikan lewat kata
Terkadang senyum mu palsu
Dan aku baru menyadari itu sekarang
Tanpa letih, dan tanpa lelah
Kau haturkan satu persatu kata demi menggugah jiwaku
Meski terkadang kau merasakan sakit atas
Semua perilaku yang kulakukan
Namun tak pernah engkau simpan dendam di dalam hatimu

Engkau tempat ku mengadu setelah Allah
Selalu memberikan yang terbaik
Kau tak pernah ingin aku tau jika ada air mata dibalik senyum hangatmu
Karena kelakuan ku yang tak pernah kau inginkan
“Waah, masakan ibu enak”
Kalimat singkat terdengar menyenangkan

Ya, anakku sedang duduk manis menikmati
Sepiring nasi berlauk kari kesukaanya
Dan semua ini berkat ibuku
Dengan telaten melatihku memadukan
Bahan dapur agar istimewa

Terimaksih ibu, pelajaran yang tak ada disekolahanpun
Bisa membuatku bahagia
Menjadi seorang ibu karena engkau
Bu, bisakah kau terus menganggapku anak kecilmu?

Jangan suruh aku menjadi dewasa
Karna hanya denganmu aku dapat mengadu
Ketika perjalanan hidup ku sulit terasa

Ibuku, setiap apa yang ada padamu
Adalah doa untukku
Untuk kebaikan anak-anakmu
Aku pun akan selalu berbisik kepada bumi
Agar suara ku terdengar sampai kepada Ars-nya
Dengan selalu ku menyebut nama mu
Ibuku, kau lah syurgaku..

Ibu.. engkau lah pahlawanku yang nyata
Tanpamu, aku bukanlah apa-apa
Tanpamu, aku tidak bisa menginjak dan mengerti dunia
Sungguh, keikhlasan mu mengajarkan ku
Untuk lebih berusaha
Berusaha untuk menjadi pahlawan
Keluargaku nantinya

Terimakasih banyak bu..
Karena telah menjadi pahlawanku
Karena mu aku tahu bagaimana sang ibu
Harus bertindak

Itu pelajaran pertamaku sebelum aku tau
Rasanya menjadi “ibu”
Karena tidak semua pengalaman adalah gurunya
Tapi kaulah guruku yang seutuhnya

Ku tau jasamu tak terbalas
Dan hanya doa anak sholih sholihah
Yan mampu sampai kepadamu
Semoga doaku senantiasa tersampaikan
Karena tak ada jalan lain jika aku tak bisa
Lagi bertemu ibu
Kecuali lewat jalan doa

Ibu..
Kudoakan untukmu selalu
Kelak kau akan berada dalam syurganya
Dan itu adalah imbalan untukmu atas semua
Pengorbanan yang kau berikan

Penulis : 

  • Nila Richma
  • Kiya Ziza
  • Dhani Almurhif
  • Neng Upit
  • Gubuk Kata
  • Rhany HN
  • Ramadhan
  • Sischa Ardiati


------------------------------------------------

Nah, itulah 10 kumpulan puisi tentang / bertemakan Ibu yang paling keren dan terbaik. Terimakasih, Semoga menginspirasi..


Kumpulan 10 Puisi Bertemakan Ibu 

2 Responses to "Kumpulan 10 Puisi Tentang/Bertemakan Ibu"